5 Tips Membangun Kerja sama Dalam Bermusik (Konteks Musik Liturgi)

5 Tips Membangun Kerja sama Dalam Bermusik (Konteks Musik Liturgi), Amorpost.com – Kerja sama dalam bermusik berarti kompak. Kompak dalam Artikulasi (ucapan), kompak dalam Frasering (pemenggalan kata/kalimat musik), kompak dalam Eksprsi (mimik wajah) serta kompak dalam Penampilan.

Jika ada kerja sama dalam elemen-elemen musik diatas, maka terciptalah keharmonisan/keselarasan musik.

Berikut adalah beberapa bentuk penyajian musik yang membutuhkan kerja sama:

#1 Di dalam nyanyi Tunggal/Solo yang diiringi musik, harus tercipta kekompakan; tidak baik kalau penyanyi lebih cepat dari musik iringan atau sebaliknya musik iringan lebih cepat dari penyanyi; tidak baik kalau musik iringan lebih keras bunyinya dari suara penyanyi, karena yang ditonjolkan adalah suara penyanyi bukan bunyi musik iringan. Larangan-larangan di atas dibuat demi terciptanya keharmonisan/keselarasan.

#2 Di dalam Vokal Group yang jumlah penyanyi dan pemusiknya tidak lebih dari belasan orang, perlu ada kerja sama atau kekompakkan antara penyanyi dan pemusik.

Kerja sama dalam Vokal Group dapat diperdengarkan lewat irama/ritme musik iringan serta dapat diperlihatkan oleh isyarat/gerakan badan penyanyi.

#3 Di dalam Paduan Suara yang jumlah penyanyinya dapat mencapai puluhan orang ke atas (20 orang ke atas), perlu ada kerja sama/kekompakkan suara antar penyanyi, misalnya: penyanyi-penyanyi dalam suara Sopran harus kompak satu sama lain, harus ada kerja sama antar partai suara, misalnya: suara Sopran kompak dengan suara Alto, suara Tenor kompak dengan suara Bas dan seterusnya.

Dan semua suara di dalam Paduan Suara, dapat dipadukan oleh gerakan tangan/ aba-aba Dirigen, sehingga terciptalah Paduan Suara bukan Pacuan Suara.

#4 Di dalam Ensamble Musik maupun Orkes, perlu ada kerja sama/kekompakkan antar instrument yang satu dengan yang lain. Kerja sama/kekompakkan itu tercipta oleh karena gerakan tangan Sang Konduktor.

#5 Untuk memadukan Aklamasi/Seru-seruan Umat, Refren Mazmur Tanggapan, Alleluya dan Bait Pengantar Injil, Doa Umat serta Bapa Kami (Gaya Greogorian) pada Perayaan Misa Kudus Hari Minggu, perlu ada seorang Dirigen Umat.

Paroki-paroki di wilayah Keuskupan Atambua, sudah memakai Dirigen Umat pada Perayaan Misa Hari Minggu/ Hari Raya Gerejani untuk memimpin Aklamasi dan sejenisnya, seperti disebutkan di atas.

Hal itu terjadi karena kerja Team Musik Liturgi Keuskupan Atambua dalam Pelatihan Musik Liturgi, Teknik Vokal dan Dirigen, mengelilingi Paroki-paroki dalam Wilayah Keuskupan Atambua.

Tulisan: Abraham Taek (Anggota Team Musim Liturgi Keuskupan Atambua)