Pesan Sinode Keuskupan Bandung 2015

''Sehati Sejiwa Berbagi Sukacita''
Pesan Sinode Keuskupan Bandung 2015
1. Kita, Umat Allah Keuskupan Bandung, mengucapkan
syukur kepada Allah karena boleh melaksanakan Sinode Keuskupan Bandung
dalam 3 kali sidang pada tanggal 29-31 Mei 2015, 11-13 September 2015,
dan 20-22 November 2015 di Lembang.
2. Sinode berarti
''berjalan bersama''. Dalam terang bimbingan Roh Kudus, para peserta
sinode yang berjumlah 208 orang yang terdiri dari wakil para imam,
anggota lembaga hidup bakti, umat paroki, lembaga Katolik di Keuskupan
Bandung dan undangan khusus lainnya merefleksikan perjalanan bersama
sebagai Umat Allah Keuskupan Bandung di tengah-tengah masyarakat.
3.
Para peserta sinode berhasil mengusulkan 37 kebijakan pastoral yang
akan menentukan arah perjalanan Umat Allah Keuskupan Bandung untuk 25
tahun yang akan datang.
4. Dalam sejarah, Keuskupan Bandung
telah mengadakan dua kali sinode. Sinode pertama dilaksanakan tahun 1990
dipimpin oleh Mgr. Alexander Djajasiswaja. Sinode kedua dilaksanakan 25
tahun sesudahnya pada tahun 2015 ini dipimpin oleh Mgr. Antonius
Subianto OSC. Di antara kedua sinode tersebut dilaksanakan 3 kali
Musyawarah Pastoral yaitu tahun 1999, 2004, dan 2009. Pengalaman dua
kali sinode dan tiga kali Musyawarah Pastoral memperlihatkan Umat Allah
Keuskupan Bandung yang semakin dewasa, yaitu sehati sejiwa dan siap
berbagi sukacita.
Hasil Sinode
5. Berikut ini adalah
rangkuman singkat 37 kebijakan pastoral yang dihasilkan sinode. Kami
peserta menyadari bahwa rangkuman singkat ini tidak memuat seluruh
kekayaan pengalaman sidang-sidang sinode. Masih akan ada dokumen hasil
sinode yang lebih lengkap.
6. Kaderisasi Kaum Muda. Kita, Umat
Allah Keuskupan Bandung, ingin menjadi Gereja yang lebih menarik dan
nyaman bagi kaum muda. Untuk itu, akan dilaksanakan kaderisasi kaum muda
yang lebih berkesinambungan.
7. Pastoral Keluarga. Kita akan
mengusahakan agar keluarga Katolik semakin menghayati kekudusan dan
keutuhan keluarga. Untuk itu, kita akan melaksanakan pastoral keluarga
yang terpadu, memberi perhatian kepada keluarga-keluarga kawin campur
dan keluarga yang mengalami kesulitan. Kita berusaha mengembangkan
keluarga sebagai Gereja rumah tangga, termasuk memastikan terlaksananya
pendidikan iman dalam keluarga.
8. Dialog dengan Umat Beragama
Lain. Kita akan terus mengembangkan dialog dan kerjasama dengan umat
beragama dan berkepercayaan lain yang dilandasi sikap saling menghormati
dan rukun sebagai saudara.
9. Komunitas Basis. Kita
memastikan bahwa komunitas basis adalah cara hidup menjemaat yang sehati
sejiwa, berbagi sukacita, dan terbuka pada komunitas lain untuk bertemu
dengan Allah serta melayani umat dan masyarakat.
10. Peran
Gembala dan Anggota Lembaga Hidup Bakti. Para gembala dan anggota
lembaga hidup bakti menyadari diri sebagai orang-orang terpanggil yang
hidupnya dekat dengan Allah agar menjadi inspirasi iman bagi umat serta
dapat menumbuhkan benih panggilan bagi anak-anak dan kaum muda. Para
gembala umat juga akan aktif terlibat dalam pewartaan dan katekese serta
akan mengajarkan dan memimpin perayaan liturgi dengan benar, baik,
indah, dan berbuah.
11. Pewartaan dan Katekese. Kita akan
memberi perhatian penting pada pewartaan dan katekese termasuk katekese
sakramen sebagai bagian penting kehidupan umat beriman, khususnya untuk
anak-anak dan kaum muda, termasuk bagi umat yang tempat tinggalnya jauh
dari pusat paroki. Untuk itu, kita akan meningkatkan kuantitas dan
kualitas para katekis dan pewarta lainnya, termasuk memperhatikan
kesejahteraan dan kehidupan spiritualnya sehingga kehadirannya semakin
meneguhkan iman umat.
12. Keterlibatan dalam Masyarakat. Kita
menyadari sebagai bagian dari masyarakat dan untuk itu berusaha terus
meningkatkan kesadaran dan kepedulian bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara agar kehadiran kita menjadi kehadiran yang meneguhkan dan
penuh sukacita.
13. Pendidikan. Kita memastikan agar
pendidikan katolik yang berbelas kasih dan berkualitas, serta pendidikan
iman dalam kerjasama dengan banyak orang dan lembaga dapat
terselenggara dan berkelanjutan. Para gembala dan anggota lembaga hidup
bakti diharapkan ikut memberi perhatian dan dukungan bagi karya
pendidikan Katolik. Kita juga akan memberi perhatian agar mereka yang
miskin dan yang berkebutuhan khusus mendapat kesempatanmemperoleh
pendidikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
14. Kesehatan dan
Kematian. Kita memastikan bahwa pelayanan kesehatan terbuka untuk semua
lapisan masyarakat agar mereka yang sakit mengalami perjumpaan dengan
Allah yang menyembuhkan dan menghidupkan. Kita juga memberi perhatian
dan fasilitas pelayanan yang cukup bagi mereka yang meninggal dunia dan
keluarga yang berdukacita.
15. Dialog dengan Kemiskinan. Kita
akan memperdalam relasi dan kerjasama dengan semua orang yang
berkehendak baik agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
16.
Pelayan Liturgi Awam. Kita mengusahakan agar pelayan liturgi awam
semakin kompeten dalam melaksanakan peran dan tugasnya untuk membantu
umat beriman merayakan liturgi dengan lebih penuh, sadar, dan aktif.
17.
Dialog Budaya Lokal dan Liturgi. Kita memastikan bahwa umat di tempat
perutusannya masing-masing semakin melibatkan diri untuk menggali
nilai-nilai kearifan budaya lokal yang sesuai dengan tradisi Gereja,
termasuk dalam kehidupan liturgi.
18. Pertobatan Pastoral.
Kita akan melakukan pertobatan pastoral agar semakin mengalami
perjumpaan pribadi dengan Kristus sumber sukacita sejati. Untuk itu,
kita mengarahkan agar Dewan Pastoral Paroki dan Dewan Karya Pastoral
Keuskupan menjadi lembaga pelayanan pastoral yang murah hati dan terbuka
serta tanggap terhadap perubahan zaman yang dijiwai oleh semangat
sukacita dan sukarela.
19. Ruang Publik. Kita akan menciptakan
ruang publik baru sebagai ruang perjumpaan kehidupan bersama masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain itu, kita akan
melakukan revitalisasi dan reorientasi ruang publik yang sudah ada dan
memberi perhatian dan dukungan bagi mereka yang sudah aktif di ruang
publik agar dapat lebih memberi harapan dan berbagi sukacita.
20.
Dialog dengan Budaya Modern. Kita mengusahakan dialog dengan budaya
modern dan tetap setia pada tradisi Gereja. Kita juga akan memanfaatkan
media komunikasi dan media sosial modern lainnya sebagai sarana
pewartaan iman bagi banyak orang.
21. Kesadaran Baru Hidup
Ekologis. Kita mengusahakan tumbuhnya kesadaran menuju pertobatan
ekologis demi terciptanya hubungan yang harmonis dengan alam semesta.
Kita juga mengusahakan terciptanya ketahanan pangan bagi seluruh
masyarakat dengan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan berbasis
kearifan ekologis termasuk pertanian organik.
Penutup
22.
Pada akhirnya, selama sinode sukacita bukan hanya dibicarakan melainkan
juga dialami. Laporan dan diskusi bukan sekedar laporan kegiatan
melainkan sharing iman akan Kristus yang bangkit dan akan kehidupan
bersama sebagai umat dan masyarakat yang diwarnai sukacita.
23. Kita percaya bahwa para peserta sinode akan menjadi dokumen hidup yang akan terus mewartakan apa yang dialami selama sinode.
24.
Sinode ini juga merupakan pengalaman pertobatan pastoral untuk semakin
menghadirkan wajah Allah yang berbelas kasih dalam reksa pastoral Umat
Allah Keuskupan Bandung pada semua bidang kehidupan umat dan masyarakat.
25.
Bunda Maria, sertailah dan doakanlah kami, Umat Allah Keuskupan
Bandung, untuk semakin sehati sejiwa dan bersedia berbagi sukacita.
Lembang, Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam
22 November 2015