Bersyukur, lalu Berbagi

Horas…, Mejuah-juah…, Njuah-njuah…, Ya'ahowu

Itulah sapaan hangat dari Mgr. Fransiskus Tuaman Sinaga, Uskup Keuskupan Sibolga, kala menyambut para peserta Misa Paskah Inkulturasi (Minggu, 7/5/2023). Perayaan Misa Paskah dan acara ramah tamah ini diadakan di aula PPAG Universitas Katolik Parahyangan, Jl. Ciumbuleuit No.94, Hegarmanah, Kec. Cidadap, Bandung. Misa diikuti oleh umat yang sebagian besar berasal dari etnis Batak dan Nias. Misa Paskah Inkulturasi dimulai pada pukul 10.00 WIB, dan dipimpin langsung oleh Mgr. Fransiskus Tuaman didampingi oleh sejumlah Imam dan satu Diakon. Agar nuansa inkulturasi semakin terasa, Perayaan Ekaristi dihiasi juga dengan lagu-lagu khas daerah Batak dan Nias.

Setelah Perayaan Ekaristi, acara ramah tamah diadakan di tempat yang sama. Acara ini bertujuan untuk semakin mempererat hubungan antaretnis, juga menjadi ajang untuk memperlihatkan sejumlah tampilan yang khas daerah seperti lagu dan tari-tarian. Umat juga tampak antusias dan bersyukur dalam menyambut acara besar ini. Antusiasme umat dapat dililhat dari berbagai penampilan yang memukau dan menghibur. Setiap tampilan juga dipersiapkan dengan baik dan matang.

Fr. Albert Manurung yang kala itu juga mengikuti acara ini mengaku sangat senang dan kagum dengan antusiasme umat. “Sangat senang, itu pasti. Saya juga jarang mengikuti acara yang seperti ini. Sejak saya di Bandung, ini adalah kali pertama saya melihat orang Batak sebanyak ini,” imbuh Fr. Albert yang saat ditanyai penulis sedang mengobrol dengan beberapa kenalan. “Acara ini juga bisa membuat kita saling mengenal juga kan? Apalagi bagi kita yang merantau pasti butuh dukungan dari orang-orang yang berasal dari suku yang sama,” tambahnya lagi.

Bukan hanya misa dan ramah taman, momen ini juga dimanfaatkan oleh Keuskupan Sibolga untuk menggalang dana. Penggalangan dana ini diperlukan untuk mendukung pembangunan di Keuskupan Sibolga. Salah satu cara yang dipakai adalah dengan mengadakan lelang, yang ternyata disambut baik oleh umat. Acara ini akhirnya bukan hanya tentang menghimpun orang-orang untuk saling mengenal, namun momen indah ini juga terdapat suatu semangat untuk saling menolong, sebagai sesama anggota keluarga Allah. Setiap bantuan, sekecil apapun bentuknya, adalah rasa syukur yang besar bagi mereka yang membutuhkan. ***


Fr. Duen Sant Duary Ginting, OSC.