Caritas Bandung Memperkuat Kemitraan

Sejak 2014 Caritas Bandung melakukan pendampingan masyarakat di Indramayu dan sejak 2016 Caritas menemukan  mitra yaitu Koalisi Perempuan Indonesia (KPI). Mereka kemudian bergandeng tangan memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat Indramayu. Kerja sama dan kemitraan ini terus diperkuat dan kembangkan hingga kini. Salah satu upayanya adalah kunjungan silaturahmi (12/6) yang dilakukan Karitas, berkunjung ke Indramayu bertemu para aktivis KPI.

Dalam silaturahmi yang sekaligus alal bihalal Idul Fitri ini Romo Darwanto, Direktur Caritas mewakili teman-teman, mengucapkan selamat Idul Fitri, langsung kepada teman-teman KPI di Indramayu ini. Kunjungan yang merupakan upaya penguatan kemitraan ini sengaja diprogramkan Caritas sekaligus menjadi tempat untuk ucapan terima kasih secara resmi atas kerja sama yang terjalin. “Caritas dan KPI ini bukan hanya sekedar bekerja bersama, tetapi lebih dari itu, yaitu sungguh menjadi sebuah keluarga,”  demikian ungkap Romo Darwanto.

Kunjungan dan ucapan terima kasih Romo ini memantik semangat Darwini, Sekertaris Wilayah KPI Jawa Barat untuk mencurahkan isi hatinya atas maksud kerja sama ini. Bagi KPI kerja sama ini salah satunya  sebagai cara sharing informasi antara Caritas dan KPI. Diakui Wini kerja sama ini positif, dilakukan untuk masyarakat Indramayu. Bukan saja sharing informasi, tetapi kerja sama ini juga untuk sama-sama memberi informasi, pencerahan kepada masyarakat.

Ungkapan lain disampaikan Yuyun Khaeronisa, Sekertaris Cabang KPI Indramayu bahwa karena waktu itu tim Caritas sedikit maka KPI dengan anggota yang cukup banyak bermaksud untuk melengkapi. Juga awalnya untuk memediasi dengan warga setempat, misalnya soal bahasa lokal, agar mudah masuk ke masyarakat. Dicatat Yuyun di tahun 2016 sudah terlaksana 10 kali pelatihan yang terbagi dalam dua kelompok laki-laki dan perempuan. Pendampingan ini bersifat partisipatif, karena selain dari Caritas dan KPI tetapi juga bagaimana mereka menghimpun dan mendengarkan ide-ide realistis yang  dimiliki masyarakat.

Tahun 2016 secara bersama-sama keduanya membuat Kajian Resiko Bencana Partisipatif (KRBP) untuk dua desa, Totoran dan Pabean Ilir. Kemudian tahun 2018 berlanjut pada kegiatan pelatihan ekonomi kreatif, pengolahan sumber daya alam yang ada di daerah ini. Diakui KPI, sebelum turun ke lapangan, mereka sungguh dibekali oleh Caritas terkait banyak hal pendampingan. Cara berbicara dan apa yang dibicarakan saat bertemu masyarakat, mereka merasa banyak dibantu oleh Caritas. Juga bagaimana simpul-simpul kecil yang telah terjalin ini diperkuat dan dievaluasi.


Perjalanan silaturahmi Caritas dilanjutkan ke daerah selatan, Cikatomas, Tasikmalaya. Di sana ada juga jejak kemitraan yang telah terjalin antara Caritas dan Paguron Nurul Golabah. Terasa sebagai anggota keluarga, para pegiat Caritas ini diterima akrab oleh KH. Lukmanul Hakim atau yang akrab dipangil A Auman, pendiri dan pengasuh Paguron.
-----

Di samping silaturahmi, Caritas juga dipersilahkan untuk mengikuti acara malam jumat kliwonan yang rutin diadakan oleh paguron ini. Malam jumat kliwon merupakan moment tirakatan berupa pengajian yang dilangsungkan tengah malam hingga subuh, diikuti oleh warga setempat dan tamu-tamu yang telah mengenal paguron yang berasal dari daerah-daerah lain.

Tim Caritas juga berhasil mengunjungi salah satu warga yang pernah dibantu. Ketika terjadi gempa Desember 2017 dan merobohkan rumah Pak Jae, salah satu warga ini. Atas kerjasama masyarakat setempat, Paguron Nurul Golabah dan Caritas sendiri, rumah Pak Jae itu bisa dibangun. Dipilih rumah Pak Jae untuk dibetulkan karena rumah ini menjadi tempat pengajian anak-anak, semacam sekolah diniyah. Juga merupakan bentuk apresiasi kepada Pak Jae ini yang telah sekian lama mengajar tetapi kurang diperhatikan pemerintah. Mendapat kunjungan dari Caritas dan Paguron pak Jae dan isterinya mengaku senang dan berterima kasih telah dibangun rumah yang menjadi lebih kokoh. Undangan untuk singggah, mampir ketika kebetulan lewat daerah itu, diharapkan olehnya. (deBrito)