GELAR KADERISASI KKD SERIES I, GUBERNUR JABAR: PEMUDA KATOLIK HARUS JADI PENDAMAI DI TENGAH ISU PERPECAHAN

 Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil 

dalam Sambutan KKD & Rakerda Pemuda Katolik Komda Jawa Barat


Gubernur Jawa Barat Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D. menegaskan pentingnya peran Pemuda Katolik untuk menjadi pendamai ditengah maraknya isu-isu perpecahan. Hal tersebut disampaikan pada saat Kursus Kepemimpinan Dasar (KKD) Seri I secara virtual, Selasa, 13 April 2021.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan KKD dan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pemuda Katolik Komisariat Daerah Jawa Barat (Komda Jabar) yang dilaksanakan secara daring pada tanggal 13, 15, 17 April 2021 dengan tajuk "Mewujudkan Organisasi Kader yang Mampu Berkolaborasi dengan Semangat Kebangsaan".

Ridwan Kamil menyampaikan pentingnya pelatihan kepemimpinan kepemudaan. “Hal ini dikarenakan masa depan Indonesia ditentukan oleh kualitas pemudanya saat ini. 25 tahun kedepan kita akan menjadi bangsa yang besar, karena jumlah populasi penduduk Indonesia akan di isi hampir 70 persen oleh usia-usia muda” pungkasnya.

Ada tiga syarat menuju Indonesia Emas 2045, lanjut Kang Emil panggilan akrabnya. Pertama, ekonomi yang dijaga minimal di angka 5%, ekonomi yang paling berkembang adalah ekonomi pertanian dan ekonomi digital yang terbukti mampu bertahan dalam pandemi. Kedua, demokrasi harus damai, tidak menimbulkan perpecahan.  Ketiga, SDM Pemuda harus kompetitif.

“Demokrasi harus damai. Jangan hanya karena pemilihan walikota, gubernur, dan pilpres bangsa terbelah dan kita sibuk membahas pertengkaran. Oleh karena itu saya titip Pemuda Katolik itu harus menjadi pendamai kepada isu-isu yang membuat terjadi perpecahan” tambah Emil.

Diakhir sembutannya, ia berpesan kepada puluhan peserta KKD Pemuda Katolik Jawa Barat agar menjadi kader yang miliki intelektual dan spiritual dengan misi membawa kebermanfaatan bagi banyak orang.

Sementara itu Ketua Pelaksana KKD & Rakerda, Robertus Gatot dalam sambutannya menjelaskan tentang persiapan yang sudah dilakukan selama satu bulan dan terdata lebih dari 50 peserta KKD dari Jawa Barat. “Peserta yang hadir dalam KKD & Rakerda ini masing-masing dari Komisariat Cabang (Komcab) Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok dan Kota Sukabumi serta turut mengikuti KKD kader dari berbagai daerah seperti DKI, Kepulauan Riau, dan DI Yogyakarta” terang Gatot.

Ketua Pemuda Katolik Komda Jabar, Edi Silaban menjelaskan bahwa pelaksanaan KKD dan Rakerda merupakan hasil Ketetapan Muskomda Pemuda Katolik Jawa Barat 2019 namun sempat tertunda penyelenggaranya karena adanya pandemic Covid-19.

Ia menilai kegiatan Pemuda Katolik Komda Jabar secara daring ini sejalan dengan arahan Pemerintahan Provinsi Jabar dan Pengurus Pusat Pemuda Katolik untuk melakukan pencegahan dalam menghindari pengumpulan orang dalam jumlah besar di suatu tempat.

“Kaderisasi tidak boleh berhenti, Kolaborasi mesti kita perkuat demi mewujudkan organisasi kader yang mampu berkolaborasi dengan semangat kebangsaan” sambut Edi.



Peserta KKD Seri I Pemuda Katolik Komda Jawa Barat


Sebagai organisasi kader, papar Edi, Pemuda Katolik Komda Jawa Barat terus menjalin hubungan dengan mengadakan roadshow lintas iman dan Lembaga, memperkuat silahturahmi dengan KNPI, GP Ansor, PW Pemuda Muhammadiyah dan dalam waktu dekat akan menjalin MoU terkait pengawasan partisipatif bersama Bawaslu Jabar.

Pastor Moderator Pemuda Katolik Bandung Raya, Romo FX. Wahyu Tri Wibowo mengungkapkan momentum kaderisasi orang muda ini menjadi langkah karya orang muda mengabdi di dalam masyarakat.

“Kaderisasi orang muda menjadi salah satu gerak Keuskupan Bandung. Ada dua fokus dalam fokus pastoral yaitu pertama, membangun orang muda yang berkualitas dalam rohani dan mempunyai karakter unggul. Kemudian gerak kedua adalah menciptakan kader-kader yang terlibat dalam gereja dan masyarakat” papar Romo Wahyu.

Roma Wahyu berharap KKD dapat membangun relasi persaudaraan dan menularkannya di berbagai daerah kader masing-masing. “Sukses dan selamat untuk kaderisasi ini semoga menjadi berkat untuk kita semua dan melepaskan segala kepentingan diri dan egoisme kita” tutup Romo Wahyu.

Sesi Kursus Kepemimpinan

Adapun pokok materi Seri I yaitu “Gerakan Sosial Pemuda Katolik, Yesus Teladan Gerakan, Kepemimpinan yang Berprinsip” dengan menghadirkan narasumber seperti Pengurus Pusat (PP) Pemuda Katolik sekaligus Dewan Pembina Komda Jabar Walter Fransiskus Sinaga, S.Sos, Founder & Ketum Generasi Muda Khonghucu (GEMAKU) Kris Tan dan Ketua Komisi Antar Agama & Kepercayaan (KOMHAK) Keuskupan Bandung Pastor Agustinus Sugiharto OSC.

Ketua Bidang Hubungan & Kerukunan Antar Agama PP Pemuda Katolik Walter Fransiskus Sinaga mengawali dengan memaparkan materinya dengan judul “Yesus Teladan Gerakan Pemuda Katolik”. Frans mengapresiasi upaya Pemuda Katolik Komda Jabar untuk melaksanakan kaderisasi di tengah perkembangan teknologi dan perjuangan pandemi Covid-19.

“Dengan bendera Pemuda Katolik, kepemimpinan para kader harus mampu menjangkau setiap lini. Kita bangga menjadi kader karena di sini kita belajar bersama, melatih diri sehingga kita bisa menjadi kader yang berkualitas” tambah Frans.

Memasuki sesi “Kepemimpin yang Berprinsip”, Founder Generasi Muda Khonghucu (GEMAKU), Kris Tan menjelaskan hari ini ada kekhawatiran orang muda yang tidak percaya diri dan beradaptasi. Dalam konteks ini, Kris Tan menekankan agar kader meluaskan pengetahuan, pengalaman dan konsistensi.

“Kita harus memegang teguh loyalitas dan kepercaaan dalam highest principles kita. Mari perhatikan orang-orang yang punya keteguhan dan konsisten pada jalan yang dia tempuh, dia akan sukses” ungkap Kris Tan. Ia mendorong kader untuk tidak berhenti bercita-cita yang memiliki goal dan tidak gampang menyerah.

Ketua Komisi Antar Agama & Kepercayaan (KOMHAK) Keuskupan Bandung Pastor Agustinus Sugiharto OSC dalam sesi terakhir memberikan materi “Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Keutamaan sebagai Pemuda Katolik”.

Pastor Agus meminta kehadiran kader Pemuda Katolik mampu terlibat di Gereja dan NKRI. “Langkah pertama Pemuda Katolik untuk terdaftar di Kesbangpol, lalu berjejaring. Semakin banyak jaringan semakin baik dan sebagai pemimpin dapat merangkul semua golongan” tutupnya.