Perubahan Bentuk , Perubahan Jati Diri, Perubahan Isi

Universitas Santo Borromeus (USTB)

“Aspek-aspek aestetis, assesoris, sering kali mengalahkan apa yang substansial, yaitu isi sesuatu atau jati diri seseorang. Yesus mengajar kita untuk hidup pertama-tama memancarkan terang yang berasal dari diri sendiri, dari isi diri. Bukan cashing yang mempengaruhi isi, tetapi isi yang seharusnya mempengaruhi cashing; demikianlah kebaikan dalam tindakan yang terungkap dari kesucian hati tidak mungkin disembunyikan. Sesuci-sucinya dan sediam-diamnya orang, dengan rendah hati berbuat baik, tanpa mau diketahui, kebaikannya akan memancar dan dirasakan manfaatnya oleh banyak orang.” itulah sepenggal homili Mgr. Anton dalam Ekaristi peresmian Universitas Santo Boromeus (USTB), Senin 25 September 2023.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan St Borromeus atau yang dikenal dengan STIKES St. Borromeus berganti status dari sekolah tinggi menjadi universitas. Pergantian status ditandai dengan perayaan seremonial berupa Ekaristi, peletakan batu pertama gedung baru dan peresmian universitas. Perayaan Ekaristi ini dipimpin oleh Mgr. Anton didampingi oleh Pastor Yulianus Yaya Rusyadi, OSC, Pastor Paroki St Ignatius Cimahi dan Pastor Fransiskus Samong, OSC, Wakil Pembina Yayasan

Pendidikan Kesehatan Santo Borromeus. Selain ketiga imam selebran, hadir pula sejumlah undangan dalam Misa ini Perwakilan dari Yayasan Perkumpulan Perhimpunan St. Borromeus (PPSB), para rektor, dosen, para perangkat universitas, dan sejumlah mahasiswa.

Dalam homilinya Bapa Uskup antara lain menyampaikan bahwa USTB ini adalah universitas Katolik pertama di Kabupaten Bandung Barat yang diharapkan membawa dan memberi terang bagi mayarakat dan semua orang. Perubahan bentuk dari sekolah tinggi menjadi universitas mengandung makna perubahan dalam segala macam aspek. Tidak hanya nama saja yang berubah melainkan juga mentalitas dan spiritualitas. Dengan cashing yang berubah ini, STIKES menjadi USTB, menantang bagi semua untuk isinya juga berubah. Orang-orangnya bisa jadi sama, tetapi mentalitas, spiritualitas dan aktivitas harus berubah. Perubahan nama ini sebenarnya adalah perubahan jati diri yang akan diikuti perubahan-perubahan baik, yaitu fungsi dan posisi sebagai universitas.

Usai ekaristi rangkaian acara dilanjutkan dengan peletakan batu pertama Gedung kelas, laboratorium dan green spirit campus. Ketua tim pembangunan FX Widiantoro Ph.D terlebih dahulu memaparkan filosofi dan tujuan pembangunan, serta sambutan Ketua PPSB Dr. Shintia Limandibrata. Peletakan batu pertama ini diawal Mgr. Anton yang sebelumnya telah mendoakan batu-batu, lokasi dan alat-alat pembangunan; dilanjutkan Sr. Maria Eli, CB, dr. Shintia, Prof. Wimpy Sentosa, dr. John dan Elizabeth Ari Setyarini, Rektor.

Memasuki acara peresmian, disampaikan laporan perubahan bentuk institusi ini oleh Elizabeth Ari Setyarini, serta pembacaan Surat Keputusan Perubahan Bentuk Institusi oleh C.M. Retno Sunartyasih. Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi penggantian bendera dari bendera STIKes Santo Borromeus menjadi bendera Universitas Santo Borromeus sebagai penanda berubahnya institusi secara resmi., dan penandatanganan prasasti oleh Uskup Keuskupan Bandung, Ketua Pembina YPKB dan Ketua Pengurus YPKB disaksikan oleh Rektor USTB.

Setelah penggantian bendera dan penandatanganan prasasti, acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh Wimpy Sentosa, dr. Shintia, dan dari dinas pendidikan. Lestari mewakili Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV dalam kesempatan yang sama mengungkapkan harapannya agar USTB dapat menghasilkan lulusan terbaik dan dapat terus mengimplementasikan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Semoga USTB dapat memajukan dunia pendidikan sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat dan Bangsa Indonesia. Setelah sambutan – sambutan, acara ditutup dengan persembahan sebuah tarian dari mahasiswa USTB. ***

deBritto