PUASA DAN PANCASILA - BUKA PUASA BERSAMA DI PAROKI ST. PAULUS

BUKA PUASA BERSAMA DI PAROKI ST. PAULUS

Sejak hari Senin, 6 Mei 2019, saudara-saudara kita yang beragama Islam mulai melakukan ibadah puasa. Ibadah ini dilakukan sebelum nantinya mereka akan menyambut hari kemenangan di hari Iedul Fitri. Di bulan yang suci ini, paroki kita pun tidak mau ketinggalan momentum untuk bisa berbuka puasa bersama saudara-saudara Muslim kita. Dengan mengundang berbagai pihak, di antaranya Camat Regol, Danramil Regol, Kapolsek Regol, Lurah Pungkur, Ketua RW 03 beserta para RT dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Atta’ibin dan Al Uswah, ketua RW 04 beserta para ketua RW dan DKM Al Hasanah dan Al Falah, GKIm Gloria, Gereja Efrata, Vihara Karuna Mukti, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Regol, Komisi HAK dan Komisi Kerawam Keuskupan Bandung, Vox Point Indonesia, Komunitas Bhinneka, GP Ansor, Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang (FLADS), dan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub), diselenggarakanlah acara buka puasa bersama di gereja kita, dengan tema “Puasa dan Pancasila”.

                Acara diadakan pada hari Jumat, 24 Mei 2019. Untuk persiapan, kita mendapatkan dukungan dari Bagian Umum yang dipimpin Bapak Risman Hadrian, juga dari tim tatib yang dipimpin Bapak Dhony Haryanto. Sore itu undangan sudah mulai berdatangan, untuk mengisi buku tamu. Petugas registrasi dan among tamu berasal dari Bidang Pelayanan DPP St. Paulus. Setelah para undangan mulai lengkap, acara dibuka oleh MC Ibu Irene Reny. Ibu Irene kemudian mengajak semua hadirin untuk berdiri, bersikap sempurna, dan bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan kita ”Indonesia Raya”. Setelah itu, MC mempersilahkan pastor paroki kita, Pastor Paulus Wirasmohadi Soerjo, Pr (Pastor Didiek) untuk memberikan sambutan. Pastor Didiek menyampaikan bahwa merupakan sukacita besar bisa menjadi tuan rumah acara buka bersama pada tahun 2019 ini. Hal lama yang sudah dirindukan pada akhirnya dapat terwujud. Perwujudan di saat yang tepat, Allah yang menuntun supaya acara ini bisa berlangsung, Maka syukur yang tak terhingga kepada Allah yang Maha Pengasih yang menginginkan umat manusia yang menghormati dan mengasihiNya menunjukkan persaudaraan yang baik. Persaudaraan yang semakin baik karena adanya perbedaan yang ada, bukan membawa pemisahan, tapi memperindah keadaan. Situasi hidup di negara kita akan menjadi semakin baik apabila kita mau menyatukan hati walaupun berbeda perasaan. Pastor Didiek mengucapkan selamat berjumpa, selamat berbuka puasa. Semoga kebersamaan kita semakin mendukung usaha menciptakan damai di negeri tercinta, Indonesia.

Sambutan selanjutnya diberikan oleh Bapak Mayor Inf. Supriyanto, SPd, MSc (Danramil Regol), yang sangat mengapresiasi Gereja St. Paulus yang telah menginisiasi terselenggaranya acara ini. Kegiatan ini menimbulkan hubungan emosional, demi membina kerukunan antar umat beragama, saling asih, saling asuh. Inilah yang dinamakan kegiatan religius yang Pancasilais. Bapak Danramil berpesan agar tali silaturahmi ini selalu terjaga, kedamaian dan keindahan menjadi milik kita semua. Bapak Danramil yang baru bertugas 1 bulan di Regol, merasa mendapatkan keluarga baru di St. Paulus ini, dan jika ada sesuatu hal yang bisa dibantu, TNI dengan senang hati akan melaksanakannya, umat Paroki St. Paulus jangan sungkan untuk menyampaikannya. TNI, Polri, dan ASN, akan selalu siap membantu, karena mereka semua adalah milik kita bersama.

Berikutnya KH. Rahmatullah Yusuf, ketua MUI Kecamatan Regol, merangkap ketua FKUB, mengatakan sangat bersyukur dengan adanya acara buka puasa bersama ini, kebersamaan, persaudaraan. Persaudaraan ini berasal dari Nabi Ibrahim, yang memiliki dua putera, yaitu Nabi Ishak dan Nabi Ismail. Dari Nabi Ishak menurunkan 124 ribu nabi, sementara dari Nabi Ismail hanya menurunkan seorang nabi, yaitu Nabi Muhammad. Bulan Ramadhan identik dengan kasih sayang, saling memberi, saling bersilaturahmi, bukan hanya umat Islam saja, tapi kepada semua umat beragama.

Selanjutnya Camat Regol yang diwakili oleh Bapak Mohamad Yamin (KaSie Pemerintahan). Bapak Camat sangat mengapresiasi acara ini karena momentnya sangat tepat, juga tema yang dipilih yaitu “Puasa dan Pancasila” sangat cocok dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh bangsa dan negara kita. Bapak Camat mengharapkan kegiatan seperti ini dapat terus ditumbuhkembangkan sehingga Kecamatan Regol dapat menjadi kecamatan yang memberikan nilai maksimal bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah sambutan-sambutan, tibalah giliran Kang Wawan Gunawan (ketua Jakatarub) untuk menyampaikan tausyiah. Berdasarkan ajaran KH Ahmad Shiddiq, kita memiliki tiga macam ukhuwah (persaudaraan), yaitu ukhuwah islamiyah (persaudaraan antar sesama umat Islam), ukhuwah wathaniah (persaudaraan antar sesama bangsa), dan ukhuwah basyariah (persaudaraan antar sesama umat manusia). Oleh karena itu orang yang tidak bersaudara dengan kamu dalam agamamu, itu bersaudara dengan kamu dalam kemanusiaan. Apapun agama manusia itu, Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu, kita ini adalah bangsa Indonesia, oleh karena itu kita harus saling menjaga satu dengan yang lainnya. Puasa itu intinya adalah menahan. Pada dasarnya semua boleh, akan tetapi digeser waktunya setelah maghrib dan sebelum imsyak. Untuk orang awam, menahan nafsu makan, minum, dan hubungan. Sementara untuk orang khusus, matanya puasa, telinganya puasa, dan hatinya puasa. Pancasila merupakan hasil puasa para founding fathers kita. Di mana para bapak pendiri kita berpuasa untuk tidak mengedepankan salah satu kelompok, baik suku, agama, maupun golongan, dengan merumuskan sila-sila yang disatukan ke dalam Pancasila. TNI dan Polri merupakan partner NU dalam menyosialisasikan Pancasila. Walaupun secara jumlah umat Islam adalah mayoritas, tapi tidak memaksakan kehendak menjadikan Indonesia sebagai sebagai negara Islam, tapi cukup menjadi negara Pancasila, sebagai falsafah hidup bersama.

Tausyiah dari Kang Wawan ini diakhiri tepat saat adzan maghrib berkumandang. Para hadirin dipersilahkan untuk membatalkan puasanya dengan air minum dan takjil yang telah tersedia. Sebagian hadirin kemudian melakukan sholat di masjid terdekat. Kemudian acara dilanjutkan dengan foto bersama. Menu buka puasa, yang disiapkan oleh ibu-ibu WKRI, berupa nasi liwet, ikan asin, sate tempe, ayam goreng, jengkol, lalab, sambal, menambah keakraban di saat berbuka puasa sambil beramah tamah.

Semoga dengan adanya acara buka bersama ini, persaudaraan kita dengan warga sekitar gereja, pihak pemerintah, TNI, POLRI, alim ulama, dan penganut agama dan kepercayaan lain bisa semakin terjalin dengan erat, demi mewujudkan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia. Kita sebagai umat paroki St. Paulus juga dituntut untuk menjadi 100% Indonesia, 100% Katolik, untuk menjadi garam dan terang di dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak cukup hanya dengan didoakan saja, tetapi perlu diwujudkan dalam tindakan nyata kita dalam kehidupan sehari-hari. Amin. Tuhan memberkati.

Ditulis oleh :

Awan Sastrawijaya

Koordinator Bidang Pelayanan

 DPP St. Paulus Bandung