SURAT GEMBALA PEMBUKAAN TAHUN EKARISTI 2012

SURAT GEMBALA
PEMBUKAAN TAHUN EKARISTI 2012

''Ekaristi: Perayaan Kita, Perayaan Semesta''

(dibacakan pada Misa Minggu Adven I, 26/27 November 2011)


Saudari-saudara yang terkasih dalam Kristus,

1. Hari ini kita memasuki masa Adven, yaitu masa persiapan menyambut hari Natal. Selama empat minggu ke depan, kita semua secara khusus diajak untuk mempersiapkan diri menyambut kelahiran Sang Penebus dunia. Kita diajak untuk bertekun, menanamkan dalam hati dan iman kita kerinduan dan pengharapan akan penebusan dan keselamatan yang datang dari Tuhan. Bagaikan orang yang dahaga merindukan air sejuk, demikianlah kita semua merindukan kedatangan Penyelamat kita. Nabi Yesaya pada hari ini, menggambarkan kita seperti daun yang layu karena kejahatan kita dan karenanya kita terancam lenyap ditelan angin. Daun layu itu membutuhkan air kehidupan (bdk. Yes. 64:6). Bersama dengan pemazmur kita berseru kepada Tuhan agar Ia datang menyelamatkan: ''Bangkitkanlah ya Tuhan keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.'' (Mzr. 80:3)

2. Dalam semangat pengharapan itu, pada Minggu Adven I hari ini, kita juga membuka Tahun Ekaristi, yang merupakan fokus pastoral Keuskupan Bandung 2012. Kita hendak mengisi Tahun Ekaristi ini dengan semakin menghayati misteri Ekaristi kudus sebagai peristiwa penebusan. Tema Tahun Ekaristi 2012 adalah ''Ekaristi: Perayaan Kita, Perayaan Semesta.'' Dalam Ekaristi, kita bersukacita, melambungkan pujian dan syukur atas anugerah penebusan. Ekaristi menjadi perayaan syukur kita dan semua orang yang telah mengalami penebusan. Selain itu, melalui Ekaristi, rahmat penebusan itu terus mengalir kepada segenap ciptaan – manusia dan alam semesta. Dengan demikian, Ekaristi juga merupakan perayaan semesta dan nadi pengudusan bagi dunia.

3. Bersama dengan Bunda Maria, pada masa Adven ini, kita menantikan kelahiran Sang Penebus. Almarhum Paus Yohanes Paulus II menempatkan Bunda Maria sebagai ''Bunda Ekarist'' dan tabernakel pertama, tempat Penebus dikandung dan bersemayam. ''Di dalam Sakramen Ekaristi, Penebus kita, yang telah mengambil wujud manusia dalam rahim Maria, terus menerus memberikan diri-Nya bagi kemanusiaan sebagai sumber kehidupan rohani.'' Dari rahim Maria, Penebus kita lahir; demikian pula melalui Ekaristi, Penebus itu lahir dan terus menganugerahkan rahmat penebusan-Nya. 

Dengan demikian, Sakramen Ekaristi menjadi saat kelahiran Penebus. Kerinduan kita akan datang-Nya Penyelamat kita berarti juga merupakan kerinduan kita akan Ekaristi. Masa penantian kita pada masa Adven merupakan masa penantian kita untuk berjumpa dengan Penebus yang lahir
melalui Sakramen Ekaristi.

Saudari-Saudara yang terkasih,

4. Pada 20 April 2012 yang akan datang, keuskupan kita akan merayakan ulang tahun ke-80. Kita bersyukur atas penyertaan Tuhan selama 80 tahun kehidupan menggereja di Keuskupan Bandung. Kita ingat para misionaris, para gembala umat, dan semua orang yang telah mewariskan iman kepada kita. Berkat warisan iman itu, bertumbuhlah Gereja, umat Allah, di keuskupan kita. Tahun Ekaristi menjadi cara kita untuk mensyukuri rahmat 80 tahun penyertaan Tuhan. Dengan semangat Ekaristi, kita hendak mengisi tahun syukur itu dan melanjutkan kehidupan menggereja sebagai Gereja Ekaristis. Apa itu Gereja Ekaristis? Kembali kepada iman kita akan rahmat penebusan yang senantiasa mengalir dari Sakramen Ekaristi, Gereja Ekaristis adalah Gereja yang hidup dengan semangat penebusan. Kita semua sebagai Gereja, Umat Allah, di Keuskupan Bandung hendak mewujudkan diri menjadi komunitas penebusan yang terus mengalirkan rahmat penebusan dan pengampunan, pendamaian dan pengharapan. Bersama dengan Bunda Maria, Gereja Ekaristis melahirkan rahmat penebusan.

5. Semangat penebusan itu kita peroleh dari kesetiaan kita untuk menghayati misteri Ekaristi yang kita rayakan dalam perayaan Ekaristi. Kesetiaan untuk menghayati misteri Ekaristi adalah cara kita untuk senantiasa setia berjaga-jaga dan bersiap sedia menanti kedatangan Tuhan. Itulah Sabda Injil hari ini yang meminta kita untuk setia berjaga-jaga. ''Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah itu pulang'' (Mrk. 13:35). Perayaan Ekaristi yang kita rayakan merupakan wujud kesetiaan kita untuk berjaga-jaga menyambut Tuhan yang hadir dalam Ekaristi. Dalam perayaan Ekaristi, kita bertekun membangun persekutuan dan setia mendengarkan Sabda Tuhan. Kita juga setia mengadakan kurban perjamuan dengan memecah dan menyantap roti kehidupan; dan dalam Ekaristi itu pula, kita dipanggil untuk bertekun melaksanakan panggilan Ekaristi, yaitu menjadi komunitas penebusan.

6. Setiap kali kita menyambut komuni, sesungguhnya kita juga membangun komunio (persekutuan) dengan Tuhan dan satu sama lain. Kita dipersatukan dalam Ekaristi karena kita menyantap roti yang satu dan sama (bdk. 1 Kor 10:17). Dengan jalan ini, Ekaristi membangun Gereja, yaitu kita semua, yang dipanggil untuk menjadi komunitas penebusan dan pengharapan bagi dunia yang tercabik oleh kekerasan dan kebencian, terpecah oleh kemiskinan dan keserakahan. Ekaristi memanggil kita untuk menjadi harapan bagi mereka yang putus asa dan menjadi terang bagi mereka yang bimbang.

Saudari-Saudara yang terkasih,

7. Marilah kita memulai peziarahan rohani Ekaristi kita dengan penuh syukur atas anugerah iman dan persekutuan. Kita bersyukur atas keluarga kita masing-masing sambil pula berdoa agar keluarga kita semakin menjadi persekutuan yang memusatkan hidupnya pada Ekaristi. Kita bersyukur atas iman yang hendak kita hayati dan rayakan dalam perayaan Ekaristi. Kita juga hendak menghidupi iman kita dalam persekutuan kasih yang mewartakan rahmat penebusan. Salam dan doa saya serta berkat Tuhan bagi Anda semua, keluarga, dan persekutuan Anda.


Bandung, 17 November 2011


+ Ignatius Suharyo
Administrator Apostolik Keuskupan Bandung