Tanggung Jawab Merawat Rumah Bersama

Temu Karya Komisi Keadilan Perdamaian, Pastoral Migran dan Perantau, Justice and Peace Inter Creation dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (KKP-PMP-JPIC-PSE) Regio Jawa diselenggarakan dari 29/5/2023 s/d 1 Juni 2023 dengan tuan rumah KKP-PMP-PSE Keuskupan Bandung. Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC menjadi selebran utama Misa Pembuka bertempat di aula Yohanes Paulus II, Bumi Silih Asih, Bandung (29/5). Para konselebran Misa, yaitu: RD Yustinus Hilman Pujiatmoko (Vikjen), RP Aegidius Eko Aldianto, O.Carm (Sekretaris Eksekutif KKP-PMP KWI), RD Stefanus Tanto Agustiana (Ketua KKP Regio Jawa), dan RD Pascalis Tejo Wibowo (Ketua Komisi PSE Regio Jawa).

Dalam homilinya, Mgr. Anton menegaskan pentingnya kesetiaan dan komitmen para pejuang kemanusiaan yang tidak dipengaruhi oleh emosi, situasi, kondisi apapun seturut teladan Yesus. “Devosi kepada Bunda Maria akan mendekatkan diri kita kepada pribadi Yesus. Hendaknya, para pejuang KKP PMP berdevosi kepada Bunda Maria, migran pertama dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,” tegasnya.

“Selain itu, sebagai gerak simbol bersama (sinodal) para Uskup Asia, dokumen yang dihasilkan dilandasi dokumen Paus Fransiskus, (Laudato Si’ 49 tentang kaitan alam dan manusia dan Fratelli Tutti 32 tentang penanganan bersama wabah Corona). Untuk itu, kita perlu melihat semua aspek, bukan hanya korban, melainkan juga ‘orang yang mengorbankan’ (mereka yang akan mendapatkan hukuman, teguran, dan hal lainnya). Mereka pun memiliki martabat manusia yang sama,” tambahnya.

“Hendaknya para pejuang kemanusiaan ini hidupnya beraromakan Injil. Seperti halnya Santo Fransiskus, orang yang dekat dengan Tuhan, membela orang miskin dan membela lingkungan. Diskusi lingkungan hidup hendaknya perlu upaya mendengarkan jeritan bumi dan orang miskin. Merawat Rumah Bersama itu bukan hanya lingkungan saja, melainkan orang-orang yang ada di dalamnya. Semua pihak bertanggung jawab terhadap Rumah Bersama ini,” pungkasnya.



Seusai pengantar proses kegiatan dan perkenalan antar peserta, RD Stanislaus Ferry Sutrisna Wijaya didaulat menyampaikan sesi pertama, berupa diskusi bersama seluruh peserta. Sebagai pengantar ia menyampaikan, “Kita seringkali berbicara dan berdiskusi, tetapi tidak sungguh-sungguh melaksanakannya!

Berdasarkan buku Greta Thunberg (The Climate Book), sekarang ini dalam kondisi darurat iklim, bukan perubahan atau krisis iklim lagi! Waktu kita hanya tinggal tujuh tahun untuk melakukan sesuatu. Setidaknya perlu 25% orang yang mau bergerak untuk menjadi animator. Misalnya dari seratus orang, ada 25 orang animator.” Ungkapnya. Selanjutnya, Pastor Ferry dan para peserta melanjutkan berdiskusi tentang persoalan-persoalan konkret yang ada di masing-masing keuskupan.



Pada hari kedua (30/5), para peserta mengunjungi Eco-Camp untuk belajar bersama tentang pengolahan sampah integratif di kota Bandung. Para peserta melanjutkan perjalanan menuju gereja Kristus Raja, Cigugur Kuningan. Setelah istirahat sejenak, RP Dedakus Nono Tri Suryono, OSC (pastor paroki Kristus Raja, Cigugur) menjelaskan latar belakang wilayah yang akan dikunjungi dalam beberapa hari ke depan. Tomas Mihardi, koordinator Paguyuban Sehat Lestari (PSL) didaulat menceritakan karya pelayanan PSL selama ini. Para pegiat pelayanan ini pun turut diperkenalkan.







Pada hari ketiga (31/5), para peserta berkunjung ke gedung Sanggar Kegiatan Belajar, Sukamulya. Setelah pengarahan dari panitia, para peserta dibagi dalam dua kelompok untuk melihat langsung demplot di Sukamulya dan demplot di gereja stasi Hati Kudus Yesus, Kuningan. Selanjutnya, mereka berkunjung Saung Lascing dan demplot cabe di sebelah pelataran Taman Getsemani, Gua Maria Sawer Rahmat, Cisantana. Pada sore hari, para peserta bersharing dalam kelompok. Kegiatan malam itu ditutup dengan Misa Penutupan Bulan Maria bersama umat di kapel Kebangkitan, Gua Maria Sawer Rahmat, dilanjutkan gelar budaya. Pada hari keempat (1/6), para peserta merencanakan tindak lanjut sesuai keuskupan masing-masing di aula gereja Cigugur. Kegiatan Temu Karya ditutup dengan Misa di gereja Cigugur.



Salah satu peserta pertemuan Br. Trimur, OFM memberi kesan dan mengajak semua “Mari kita mulai lagi, karena kita belum berbuat apa-apa! Saya mau mengatakan bahwa kita sudah berbuat, tetapi diajak untuk terus memulai, memulai lagi dan memulai lagi untuk membangun komitmen keadilan perdamaian dan keutuhan ciptaan. Seperti slogan saya, bertani, mari terus bertani, terus berjuang tanpa henti!" ***

Eddy Suryatno