TIGA ELEMANT PENTING TEKS EXSULTET

Exsúltet yang diterjemahkan dengan “bersoraklah” adalah kata pertama dalam kalimat exsúltet iam angélica turba cælórum yang merupakan bagian dari praeconium paschale atau pujian Paskah. Karena kata pertama atau incipit-nya adalah exsúltet maka madah pujian Paskah ini justru lebih dikenal dengan judul exsúltet. Dalam tradisi liturgi sinagoga Yahudi, exsúltet dihubungkan dengan ritus penyalaan lilin Paskah pada doa offisi sore.

Menurut Hippolitus dalam traditio apostolica, teks pujian Paskah atau exsúltet sudah masuk dalam Misa Malam Paskah sejak abad II dan dinyanyikan oleh diakon pada abad IV. Akan tetapi, teks exsúltet tersebut masih sangat bervariasi berdasarkan tempat perayaan liturgi dirayakan dan berdasarkan ritus yang dipakai. Missale franco-romana adalah buku misa yang menjadi sumber teks exsúltet yang kita gunakan pada abad VIII hingga sekarang meskipun teks exsúltet nya sendiri sudah menyebar sebelum abad IV. Selain itu, ada beberapa buku yang memuat teks exsúltet dengan kata-kata yang berbeda seperti dalam missale ambrosiana abad V, missale mozarabica abad VII, missale gothicum abad VII, missale gelasianum vetus abad VIII, sacramentarium bergomense pada akhir abad IX, missale beneventana abad XIV, dan lain-lain (bdk. M. Righetti, Storia Liturgica I, 329-331).

Pada kesempatan kali ini, kolom liturgi akan membahas teks exsúltet secara ringkas. Teks exsúltet terdiri dari tiga elemen penting yakni pada bagian awal yang disebut dengan istilah invitatio, berikutnya ada dialogus et praefatio, dan yang ketiga adalah laus paschalis sebagai bagian utama dari teks exsúltet.

 
Invitatio

Elemen penting yang pertama adalah invitatio atau ajakan. Ajakan bersorak gembira atas bumi yang bermandikan cahaya sudah dimulai sejak awal ritus Malam Paskah. Simbol cahaya yang terang benderang menjadi ciri khas bagian pertama dalam Perayaan Malam Paskah. Ritus cahaya dimulai dengan pemberkatan api baru, kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan lilin Paskah, perarakan lilin Paskah, dan madah pujian Paskah sebagai puncak dari keseluruhan ritus ini.

Ada empat kata kerja utama yang dipakai untuk mengungkapkan ajakan dalam elemen yang pertama ini yakni exsúltet, ínsonet, gáudeat, dan lætétur: para malaikat bersukacita, sangkakala bergema, bumi bergembira, dan Bunda Gereja bersukacita. Setelah itu, diakon atau imam melanjutkan bagian ajakan yang hanya direservasi untuk kaum tertahbis: “Quaprópter astántes vos, fratres caríssimi, ad tam miram huius sancti lúminis claritátem, una mecum, quæso, Dei omnipoténtis misericórdiam invocáte. Ut, qui me non meis méritis intra Levitárum númerum dignátus est aggregáre, lúminis sui claritátem infúndens, cérei huius laudem implére perfíciat” yang dapat diterjemahkan dengan “Karena itu, saudara-saudari terkasih, seraya menghadap cahaya suci yang mengagumkan ini, marilah bersama saya, memohon kerahiman Allah yang mahakuasa. Semoga Ia, yang telah berkenan memasukkan saya dalam himpunan kaum Lewi tanpa jasa saya sendiri, sudi mencurahkan cahaya-Nya dan membuat saya mampu menyelesaikan pujian untuk lilin Paskah ini”. Bila exsúltet dibawakan oleh solis yang belum ditahbiskan, bagian ini tidak dinyanyikan.


Dialogus et Praefatio

Elemen penting yang kedua adalah dialogus et praefatio atau dialog dan prefasi. Bagian dialog dari teks exsúltet sama dengan dialog sebelum prefasi dalam Misa yakni I: Tuhan bersamamu, U: Dan bersama rohmu; I: Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan, U: Sudah kami arahkan; I: Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita, U: Sudah layak dan sepantasnya. Kalau exsúltet dibawakan oleh solis yang belum ditahbiskan maka dialog yang pertama dihilangkan. Isi prefasinya adalah pewartaan atas karya Agung Allah yang menyelamatkan umat manusia melalui Yesus Kristus. Dia yang adalah Putra Tunggal-Nya telah melunasi utang Adam kepada Bapa abadi. Dia telah menghapus surat utang dosa lama dengan darah-Nya yang suci.


Laus Paschalis

Elemen penting yang ketiga adalah laus paschalis atau pujian Paskah. Bagian ini masih lanjutan dari prefasi yang dimulai dengan kata-kata “Sebab inilah pesta Paskah, hari Anak Domba sejati dikurbankan, dan Darah-Nya menyucikan pintu rumah umat beriman”. Setelah itu berturut-turut dimensi anamnesis ditampilkan dengan kata-kata hæc nox est atau “pada malam ini” sebanyak empat kali: Bapa telah mengantar bani Israel dari Mesir melalui dasar Laut merah yang sudah dikeringkan; Yesus Kristus telah menghalau kegelapan dosa dengan cahaya tiang api; Dia telah mengalahkan kuasa maut dan bangkit sebagai pemenang yang unggul dari kubur-Nya; semua orang yang percaya kepada Kristus dilepaskan dari kedurhakaan dan dosa, dipulihkan kepada rahmat Allah, dan diterima ke dalam Gereja yang kudus.

Pada malam ini, Gereja termasuk kita semua berjaga dalam doa atau vigilia dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Gereja sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Inilah “induk” dari segala malam penantian atau doa tirakatan. Betapa membahagiakan malam ini sebab kesucian malam ini mengenyahkan kejahatan, membersihkan kesalahan, mengembalikan kesucian kepada orang berdosa dan kegembiraan kepada orang berduka, mengenyahkan kedengkian, mendatangkan kerukunan dan menundukkan keangkuhan.

Demikianlah ketiga elemen penting dalam teks exsúltet dijelaskan secara singkat. Sesuai dengan tradisi tua dalam Gereja, malam ini adalah vigilia bagi Tuhan (Kel. 12:42). Seturut nasihat Injil (Luk. 12:35-37), umat beriman dengan membawa lilin bernyala bersikap seperti orang-orang yang menantikan Tuhan agar pada waktu Ia tiba mendapati mereka yang sedang berjaga, Ia akan mengundang mereka duduk bersama pada meja perjamuan-Nya. Seluruh perayaan Vigilia Paskah harus dilangsungkan pada malam hari, sedemikian sehingga tidak dimulai sebelum matahari terbenam dan selesai sebelum fajar hari Minggu. Misa Vigilia, meskipun dirayakan sebelum tengah malam, adalah Misa Paskah Kebangkitan Tuhan. Siapa saja yang sudah mengambil bagian dalam Misa pada malam ini, ia boleh menerima Komuni lagi pada Misa siang. Imam yang memimpin atau ikut konselebrasi pada Misa malam, boleh memimpin atau ikut konselebrasi lagi pada Misa siang.

Setelah sampai di altar, imam menuju ke tempat duduknya. Ia memberikan lilinnya kepada pelayan, lalu mengisi pedupaan dan memberkatinya seperti pada pembacaan Injil dalam Misa. diakon menghadap imam dan berkata: “Bapa, mohon berkat”. Dan ia mendapat berkat dari imam yang berkata dengan suara lembut: “Semoga Tuhan tinggal di dalam hati dan pada bibirmu, supaya engkau pantas dan sanggup mewartakan pujian Paskah: dalam nama Bapa, dan Putra, X dan Roh Kudus”. Diakon menjawab: “Amin”. Ritus berkat ini ditiadakan jika pujian Paskah dimaklumkan oleh orang lain dan bukan diakon. Setelah mendupai buku dan lilin Paskah, diakon memaklumkan pujian sambil berdiri pada ambo, sementara seluruh umat berdiri sambil memegang lilin bernyala. Jika tidak ada diakon, Pujian Paskah dapat dimaklumkan oleh imam sendiri, atau oleh imam konselebran yang lain. Jika sungguh diperlukan solis awam memaklumkan pujian paskah, maka bagian yang direservasi untuk kaum tertahbis dihilangkan.


RP. Riston Situmorang OSC
Dosen Liturgi Fakultas Filsafat UNPAR