Tiga Unsur Utama dalam Mazmur Tanggapan

Ritus sesudah bacaan pertama dalam Misa adalah ritus mazmur tanggapan, yang merupakan bagian integral dalam Liturgi Sabda. Mazmur tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang permenungan atas sabda Allah. Mazmur tanggapan hendaknya sesuai dengan bacaan yang bersangkutan, dan biasanya diambil dari buku bacaan Misa atau lectionarium (bdk. PUMR 61). Mazmur tanggapan merupakan jawaban umat atas sabda Allah yang telah diwartakan. Setelah umat mendengarkan, merenungkan dan meresapkannya, umat memberikan tanggapan atau jawaban yang indah secara bersama-sama. Jawaban yang terindah tersebut terwakili melalui pengalaman umat Israel yang tertuang dalam kitab mazmur. Dengan demikian, kita menanggapi karya-karya Allah yang masih berlangsung hingga kini dengan suatu pujian melalui mazmur tanggapan. Oleh karena itu, fungsi pertama dan utama dari mazmur tanggapan adalah menanggapi Sabda dalam bacaan pertama. Selain itu, mazmur tanggapan juga mewartakan Sabda itu sendiri. Maka teks-teks yang dibawakan bersifat biblis atau berasal dari Kitab Suci. Melalui mazmur tanggapan, kabar gembira tentang karya keselamatan Allah diwartakan dan memuncak dalam diri Yesus Kristus.

Ada beberapa alasan mendasar pemilihan kitab mazmur sebagai tanggapan atas bacaan pertama: pertama, Gereja sudah mendoakan mazmur sejak abad-abad awal. Kedua, sebagai orang Yahudi, Yesus sendiri juga mendoakan mazmur sejak masa kecilnya. Ketiga, tradisi doa orang Yahudi yang sangat kuat yakni dengan mengawali hari dengan pujian dan menutup hari dengan ungkapan syukur kepada Bapa menjadi pedoman hidup doa kristiani selanjutnya yang ada dalam kitab mazmur. Keempat, Kristus hadir ketika Gereja mendoakan dan menyanyikan mazmur (bdk. Sacrosanctum Concilium no. 7). Kelima, mazmur adalah sumber doa yang paling berharga menurut Santo Yohanes Paulus II karena mazmur menghadirkan norma yang berlaku untuk semua orang dan kapanpun yang tidak dapat digantikan dengan doa lain. Keenam, mazmur adalah doa yang mengungkapkan karya Allah dalam sejarah keselamatan yang dialami oleh umat Allah sendiri. Ketujuh, mazmur menghadirkan seluruh aspek kehidupan kita termasuk kondisi kemanusiaan kita, kemarahan, penderitaan, harapan, sukacita dan lain-lain.

Mazmur adalah nyanyian atau syair puji-pujian yang dilantunkan para nabi dalam ibadat suci di Yerusalem dan upacara kerajaan pada masa Israel Kuno. Mazmur dalam Bahasa Ibrani Mizmor adalah lagu yang dinyanyikan dengan iringan berbagai alat musik yang menggunakan dawai (kecapi dan gambus). Mazmur dalam bahasa Yunani psalmos, berasal dari kata psallô, adalah syair yang dinyanyikan dengan iringan alat musik yang dipetik (harpa dan chitara). Sementara istilah “tanggapan” diterjemahkan dari responsorium, yang lebih menunjukkan bentuk daripada fungsi nyanyian itu. Ada tiga unsur utama dalam mazmur tanggapan yaitu textus psalmi atau teks mazmur, cantor psalmi atau penyanyi mazmur, dan modus cantandi atau cara menyanyikannya.


Textus Psalmi

Unsur utama yang pertama dalam mazmur tanggapan adalah textus psalmi atau teks mazmur yang dibawakan. Sesuai dengan nama ritusnya yakni mazmur tanggapan maka teksnya pertama-tama haruslah mazmur dan bukan sebuah lagu atau sumber yang lain. Selain itu teksnya juga merupakan tanggapan atas bacaan pertama yang baru saja dibacakan. Jadi, tidak semua mazmur (ada 150 mazmur) digunakan sebagai tanggapan atas bacaan pertama tetapi hanya teks-teks mazmur tertentu saja yang sudah dipilih termasuk ayat-ayatnya. Ordo lectionum missae menegaskan bahwa seluruh ayat yang sudah dipilih untuk menanggapi bacaan pertama hendaknya tidak dihilangkan, dihapus atau diganti supaya tanggapan yang kita berikan terhadap sabda Allah tetap utuh sebagai suatu kesatuan.

Oleh karena itu, kekeliruan yang terjadi dengan mengganti teks mazmur tanggapan dengan lagu antar bacaan perlu diperbaiki segera. Mazmur tanggapan bukanlah lagu yang menyelingi antar bacaan atau mengisi kekosongan antar bacaan. Mazmur tanggapan tetap memiliki hubungan erat dengan teks bacaan pertama yang sering kali tidak bisa digantikan dengan lagu antar bacaan. PUMR 57 mengatakan bahwa tidak diijinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi Sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Kitab Suci. Mazmur yang ditentukan dalam buku bacaan Misa dapat juga diganti dengan mazmur berikut: graduale yang diambil dari buku Graduale Romanum, atau mazmur tanggapan atau mazmur alleluya yang diambil dari buku Graduale Simplex dalam bentuk seperti yang tersaji dalam buku-buku tersebut (PUMR 61).


Cantor Psalmi

Unsur utama yang kedua dalam mazmur tanggapan adalah cantor psalmi atau penyanyi mazmur yang sering disebut dengan pemazmur. Pemazmur bertugas membawakan mazmur atau kidung-kidung dari Kitab Suci. Supaya dapat menunaikan tugasnya dengan baik, ia harus menguasai cara melagukan mazmur, dan harus mempunyai suara yang lantang serta ucapan yang jelas (PUMR 102). Kalau tidak ada pemazmur, lektor boleh juga membawakan mazmur tanggapan sesudah saat hening yang menyusul bacaan pertama (PUMR 99, 129, 196). Kalau tidak ada pemazmur dan lektor, imam sendiri membawakan mazmur tanggapan (PUMR 135).


Modus Cantandi

Unsur utama yang ketiga dalam mazmur tanggapan adalah modus cantandi atau cara menyanyikannya. Sangat Dianjurkan bahwa mazmur tanggapan dilagukan, sekurang-kurangnya bagian ulangan yang dibawakan oleh umat. Pemazmur melagukan ayat-ayat mazmur dari ambo atau tempat lain yang cocok. Seluruh umat tetap duduk dan mendengarkan; dan sesuai ketentuan, umat mengambil bagian dengan melagukan ulangan, kecuali kalau seluruh mazmur dilagukan sebagai satu nyanyian utuh tanpa ulangan. Kalau tidak dinyanyikan atau tidak dilagukan, hendaknya mazmur tanggapan didaras sedemikian rupa sehingga membantu permenungan sabda Allah (PUMR 61).

Ordo lectionum missae no. 20 menegaskan ada beberapa cara menyanyikan mazmur tanggapan. Cara yang pertama adalah modus responsorialis atau cara responsorial yaitu pemazmur menyanyikan ayat-ayat sedangkan umat menyanyikan jawaban atau refren. Cara ini memang tidak menyebutkan secara eksplisit setelah berapa ayat, refren dapat dinyanyikan. Oleh karena itu, umat dapat menyanyikan refren setelah dua, tiga atau empat ayat dinyanyikan sesuai kebutuhan saja. Yang pasti dilakukan adalah bahwa seluruh ayat dinyanyikan dan diselingi dengan refren. Cara yang kedua adalah modus directus atau cara langsung yakni cara yang tidak menggunakan refren melainkan semua ayat langsung dinyanyikan dengan dua pilihan: pilihan pertama semua ayat dinyanyikan oleh pemazmur sebagai satu nyanyian utuh atau pilihan kedua semua ayat dinyanyikan bersama-sama sebagai satu kesatuan utuh tanpa refren. Selain itu ditambahkan cara ketiga yakni modus gradualis yakni cara berdasarkan buku graduale yaitu pemazmur menyanyikan mazmur tangggapan berdasarkan teks dan nada yang disediakan dalam buku graduale.


Demikianlah tiga unsur utama mazmur tanggapan dijelaskan secara singkat. Semoga ketiga unsur tersebut dapat digunakan sebagai pendasaran pemahaman untuk menyanyikan mazmur tanggapan di paroki masing-masing.


RP. Riston Situmorang OSC

Dosen Liturgi Fakultas Filsafat UNPAR