Makna Lambang
Lambang dari para Uskup yang berkarya di Keuskupan Bandung memiliki makna yang mendalam, sesuai dengan jamannya. Berikut adalah makna lambang lambang para Uskup yang berkarya di tanah parahyangan ini.
Makna Lambang Mgr J. H. Goumans OSC
Motto penggembalaan Mgr. Goumans adalah 'Pradicare Christum Crucifixum' yang artinya 'Mewartakan Kristus yang Tersalib'
Makna Lambang Mgr P. M. Arnzt OSC
Konsili Vatikan II memotivasi seluruh karya Mgr Arntz, dengan motto 'Evangelii Christi Praeco' yang artinya 'Aku Mewartakan Injil Kristus'
Makna Lambang Mgr A. Djajasiswaja
Mgr A. Djajasiswaja memaknai lambang keuskupannya sebagai berikut: Semboyan In Lumine Tuo berarti Dalam Terang-Mu (kutipan dari Mazmur 36)
Bentuk gunungan berarti universum, semesta, melambangkan Kerajaan Allah
Serba lidah api, didukung oleh kata-kata In Lumine Tuo, Mitra dan Tongkat Gembala = atribut Uskup = Mitra melambangkan pembelaan kebenaran dan Tongkat Gembala melambangkan tugas kegembalaan
Gunung-gunung melambangkan wilayah Jawa Barat dengan gunung-gunungnya
Salib melambangkan pewartaan Kabar Gembira, termasuk warta tentang salib, yang adalah Jalan Keselamatan
Makna Lambang Mgr Johannes Pujasumarta
DUC IN ALTUM ! (Luc 5:4)
Bertolaklah ke tempat yang dalam ..! (Luk 5:4)
Lambang Uskup Bandung dibuat berdasarkan gagasan utama dari Mgr. J. Pujasumarta. Lambang ini dirancang oleh C. H. Suryanugraha OSC, dan penyempurnaan teknis-grafisnya dikerjakan oleh Steven Brahma (29 Mei 2008).
Tali ikat pinggang hijau: Hirarki dalam tingkat uskup, kesediaan untuk diikat dan dituntun oleh Allah sesuai dengan kehendak-Nya (bdk. Yoh 21:18).
Bendo atau ikat kepala pria Sunda: Mahkota duri, penugasan untuk seorang pemimpin sebagai alter Christus yang rela menderita dan kehilangan nyawa untuk menyelamatkan umat manusia.
Burung merpati: Roh Kudus, mengingatkan saat Pentakosta baru yang diharapkan juga akan terjadi di wilayah Keuskupan Bandung.
Mitra ungu: Tugas uskup sebagai pemimpin yang membela kebenaran, menegakkan keadilan, mengusahakan keselamatan dan kebahagiaan umat manusia dengan jiwa pelayanan penuh kasih.
Gunungan: Alam semesta dalam budaya Sunda, lambang dunia sebagai medan pelayanan dan pengabdian.
Salib kuning dengan darah merah mengalir: Penyertaan Kristus Sang Tersalib di seluruh penjuru alam semesta, pada sepanjang perjalanan sejarahnya. Salib-Nya menjadi sumber kekuatan yang terus mengalir bagi dunia dan ciptaan yang menderita.
Warna hijau di bawah Salib: Wilayah penggembalaan di tanah Jawa Barat yang subur dan harapan agar umat akan terus bertumbuh dalam iman.
Perahu dengan bendera Duc in altum: Di tepi danau pada pagi hari, Yesus duduk di atas perahu, mengajar orang banyak, dan kemudian berkata kepada Simon: 'Bertolaklah ke tempat yang dalam ... (Duc in altum)' (bdk. Luk 5:4).
Langit biru terang dan laut bernuansa biru tenang bergelombang: Ketinggian dan keilahian, sekaligus kedalaman dan ketenangan; tempat kita dapat sungguh mengalami Allah sebagai sumber dan tujuan terakhir hidup kita.
Lima roti dan dua ikan: Kerapuhan, sekaligus seluruh harta yang kita miliki untuk dipersembahkan bagi Allah (bdk. Yoh 6:1-15). Allah pun akan berkarya sendiri melampaui yang pernah kita duga.
Makna Lambang Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Ut Diligatis Invicem
Dua Belas Unsur dalam Lambang Uskup Bandung :
1. Topi galero bertali: Hirarki dalam tingkat uskup dengan kesediaan dan kesetiaan diutus Sri Paus, Sang Gembala Gereja Universal.
2. Tongkat gembala: Pedoman pelayanan pastoral untuk menghadirkan kasih Allah melalui pengalaman mistik dan tindakan profetik.
3. Burung merpati: Roh Kudus sebagai Roh Penghibur dan Pembaharu Gereja Keuskupan Bandung.
4. Piala dan hosti terpecah: Ekaristi sebagai sumber hidup Kristiani dan
saat perjumpaan dengan Tuhan bagai Wanita Samaria (Yoh 4: 5-42).
5. Enam tangan warna-warni: Komunitas plural yang menyempurnakan diri dengan semangat murah hati bagai Pria Samaria (Luk 10: 25-27).
6. Warna hijau: Tatar Sunda atau wilayah Parahyangan sebagai dunia di mana Gereja Keuskupan Bandung berziarah dan memasyarakat.
7. Warna biru langit: Ruang kudus, di mana Yang Ilahi bersemayam sebagai tujuan perziarahan.
8. Warna ungu: Rahmat martabat uskup sebagai anugerah bagi kesejahteraan dan keselamatan domba-domba Tuhan.
9. Salib merah putih: Kanonik Regulir Ordo Salib Suci yang mempersembahkan anggotanya menjadi Uskup Bandung ke-5.
10. Salib sebagai latar belakang: Gereja yang berziarah dengan berdoa (mistik) dan bertindak (profetik) berdasarkan misteri Salib Kristus.
11. Bentuk hati: Gereja berhati yang mengutamakan cinta kasih dengan keyakinan di mana ada kasih, hadirlah Tuhan.
12. Ut Diligatis Invicem: Perintah baru Yesus untuk saling mengasihi sebagai wujud kasih akan Allah (perintah I) dan sesama (perintah II).