Profil
Wilayah Pelayanan Keuskupan Bandung
Gereja Keuskupan Bandung hendak menjadi komunitas yang hidup, mengakar, mekar, dan berbuah bersama masyarakat Jawa Barat. Dengan demikian, komitmen Gereja Katolik Keuskupan Bandung ialah bersama komunitas-komunitas lain lintas agama, ras, suku, dan bahasa yang hadir di Jawa Barat membangun suatu masyarakat yang bermartabat dan manusiawi. Dilandasi oleh kemurahan hati dan kerelaan berbagi, Gereja Katolik Keuskupan Bandung hendak berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan material dan spiritual masyarakat.
Keuskupan Bandung adalah wilayah gerejani Gereja Katolik Roma yang terletak di bagian timur dan tengah tanah Parahyangan Jawa Barat dengan luas wilayah 23.537,51 Km2
(Up Date 2016) Selain kota dan kabupaten Bandung, wilayah Keuskupan Bandung meliputi Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta dan Karawang di sebelah barat; Kabupaten Subang dan Indramayu di sebelah utara; Kabupaten dan Kota Cirebon, Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Majalengka, Sumedang, Ciamis, Pangandaran dan Kota Banjar di sebelah timur; dan Kabupaten Garut di sebelah selatan.
Pada tanggal 12 November 2010, Pk. 18.00 WIB diumumkan secara resmi oleh Tahta Suci bahwa Mgr. Johannes Pujasumarta, Uskup Diosesan Keuskupan Bandung, diangkat menjadi Uskup Diosesan Keuskupan Agung Semarang dan Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung, Keuskupan Agung Jakarta diangkat menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Bandung hingga terpilih Uskup yang baru.
Dengan penuh syukur, pada tanggal 3 Juni 2014, tepat pukul 12.00 waktu Roma (17.00 WIB), Bapa Paus Fransiskus mengumumkan pengangkatan Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, dimana sebelumnya menjabat Provinsial Ordo Salib Suci, kini sebagai Uskup Keuskupan Bandung.
Di bawah kepemimpinan beliau, wilayah gereja ini dibagi menjadi beberapa wilayah teritorial yang disebut paroki. Keuskupan Bandung meliputi 27 paroki dan 1 Kuasi; 15 Paroki di antaranya terletak di kota Bandung dan sekitarnya.
Pelayanan dan penggembalaan di Paroki dipercayakan oleh Uskup kepada para imam (pastor), baik imam diosesan maupun tarekat. Imam diosesan adalah pria yang ditahbiskan menjadi imam katolik dan dengan ketaatannya kepada uskup terikat seumur hidup untuk pelayanan di Keuskupan, dengan tetap terbuka untuk ditugaskan oleh Uskup di wilayah gerejani lain. Imam Tarekat adalah imam yang menjadi anggota suatu tarekat/ordo/lembaga religius Gereja Katolik. Atas kesepakatan dan mandat dari Uskup, Imam Tarekat tersebut ditugaskan oleh pimpinannya untuk tugas pelayanan di Keuskupan. Tarekat imam yang bekerja di Keuskupan Bandung saat ini ialah Ordo Salib Suci (OSC) dan Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SS.CC).
Selain pelayanan parokial, keuskupan juga menjalankan pelayanan kategorial yang dilaksanakan baik oleh komisi ataupun yayasan keuskupan. Komisi adalah unit kerja keuskupan di bawah koordinasi Dewan Karya Pastoral (DKP) untuk menangani bidang pelayanan tertentu baik yang menyangkut kehidupan internal gereja maupun sosial kemasyarakatan, seperti Komisi Liturgi, Kitab Suci, Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat, Pendidikan, Perburuhan, Hubungan antar Agama dan Kepercayaan. Yayasan keuskupan adalah yayasan independen yang dibentuk oleh keuskupan untuk melaksanakan tugas pelayanan sosial kemasyarakatan, seperti yayasan pendidikan dan kesehatan. Melalui yayasan-yayasan pendidikan yang telah didirikan, saat ini Keuskupan menjalankan 89 sekolah tersebar di seluruh wilayah keuskupan dari tingkat taman kanak-kanak sampai menengah atas, 2 perguruan tinggi, dan 1 Balai Latihan Kerja. Bidang pelayanan kesehatan terdiri dari 4 rumah sakit dan 6 Balai Pengobatan Paroki.
Selain yayasan keuskupan, hadir pula atas izin Uskup Bandung, yayasan-yayasan yang didirikan baik oleh tarekat suster (biarawati) maupun kelompok umat katolik untuk membantu pelayanan sosial dan pendidikan di wilayah Keuskupan Bandung. Mereka menjalankan 26 sekolah dari taman kanak-kanak sampai menengah atas, 3 panti wredha, 1 pusat rehabilitasi narkoba. Saat ini terdapat 5 tarekat suster yang bekerja di Keuskupan Bandung: CB, PI, OP, OSU, dan Ursulin Somasca. Selain itu, terdapat pula pertapaan suster Karmel (OCD) di Lembang yang tentunya memberikan warna tersendiri bagi Keuskupan Bandung.
Wisma Uskup Bandung
Dengan dinamika kehidupan dan pelayanan baik internal maupun eksternal, Gereja Keuskupan Bandung berkomitmen untuk menjadi bagian integral dari Masyarakat Jawa Barat dan Indonesia pada khususnya, Asia dan dunia pada umumnya.
Hal ini ditegaskan dalam Arah Dasar Pastoral 2010 yang menyatakan bahwa Gereja Keuskupan Bandung hendak menjadi komunitas yang hidup, mengakar, mekar, dan berbuah bersama masyarakat Jawa Barat. Dengan demikian, komitmen Gereja Katolik Keuskupan Bandung ialah bersama komunitas-komunitas lain lintas agama, ras, suku, dan bahasa yang hadir di Jawa Barat membangun suatu masyarakat yang bermartabat dan manusiawi. Dilandasi oleh kemurahan hati dan kerelaan berbagi, Gereja Katolik Keuskupan Bandung hendak berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan material dan spiritual masyarakat.
Dalam menjalankan kegiatan pastoralnya, Keuskupan Bandung telah memiliki kantor baru yaitu Bumi Silih Asih yang diresmikan oleh enam Uskup Regio Jawa dan satu Administrator Diosesan pada tanggal 3 Juli 2018. Gedung Bumi Silih Asih yang terletak di Jl. Moh. Ramdan No. 18 Bandung ini lahir dari kebutuhan akan sebuah kebersamaan dalam pelayanan pastoral yang semakin baik untuk mewadahi segala aktivitas pelayanan pastoral di Keuskupan Bandung, antara lain untuk pendidikan dan pembinaan pelayanan, kaderisasi dan profesionalisasi para gembala, serta sebagai ruang konsultasi dan advokasi pelayanan administratif keuskupan. Gedung yang dibangun di atas tanah seluas 2.500 meter persegi memiliki tiga lantai di atas dan dua lantai di bawah dengan total luas area 12.130 meter persegi. Gedung Bumi Silih Asih memiliki beberapa ruang rapat, ruang konsultasi, ruang rekaman, kantor Dewan Karya Pastoral, ruang Sekretariat Keuskupan, Kantor Tribunal, Kantor Keuangan, Kantor Uskup, dan Aula Yohanes Paulus II yang bisa menampung 400 orang dengan perlengkapan audio visual yang megah dan canggih serta audiotorium yang berada di atas aula (balkon).