
Bumi Silih Asih, Pusat Pastoral Keuskupan Bandung, berdiri sebagai perwujudan nyata dari rahmat dan kebaikan Allah. Kebaikan ini mengalir melalui partisipasi tulus umat Keuskupan Bandung yang, dengan semangat kasih tanpa pamrih, rela berbagi tenaga, pemikiran, maupun materi.

Kehadirannya adalah jawaban atas panggilan Gereja untuk terus-menerus memperbarui diri dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman. Bumi Silih Asih dirancang untuk menjadi ruang publik yang nyaman bagi seluruh umat, serta menjadi rumah yang ramah bagi kaum muda, sesuai dengan amanat Sinode Keuskupan Bandung 2015 (Kebijakan 2 & 31).


Nama “Bumi Silih Asih” menyimpan harapan mendalam agar Kasih Allah yang telah bersemi di tempat ini dapat terus bertumbuh, berkembang, dan memancar kepada masyarakat luas. Landasan spiritualnya adalah gerakan untuk saling berbagi yang terangkum dalam filosofi Sunda: silih asah, silih asih, dan silih asuh.

Semangat ini bertujuan mengantar setiap insan di Keuskupan Bandung untuk menghidupi semangat saling mengasihi (Ut Diligatis Invicem). Secara konkret, diharapkan siapa pun yang memasuki gedung ini dapat mengalami suasana kasih dan kebaikan Allah, sehingga saat kembali ke komunitasnya, mereka membawa serta sukacita untuk dibagikan kepada siapa pun yang dijumpai.

Bumi Silih Asih diresmikan pada Pesta Santo Thomas Rasul, 3 Juli 2018. Peresmian dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, serta dihadiri dan didukung oleh para uskup di Regio Jawa.


Bumi Silih Asih dirancang untuk mendukung berbagai kegiatan pastoral, pendidikan, dan pengembangan komunitas di Keuskupan Bandung. Sejak mulai beroperasi pada 4 Juli 2018, fasilitas ini terbuka untuk penyelenggaraan rapat, seminar, lokakarya, retret, dan program pembinaan lainnya.
Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut, Bumi Silih Asih terdiri atas dua bagian utama:
- Area perkantoran dan ruang-ruang pertemuan dengan berbagai kapasitas.
- Area hunian yang menyediakan fasilitas akomodasi yang nyaman dengan total 48 kamar.
